Kamis, 22 Desember 2016

Cara Membuat Pakan Fermentasi ]

Cara Membuat Pakan Fermentasi ]

 by: Yohanes charles
selamat malam sobat sapi cool lama tak berjumpah di blog kesayangan kita semua yaitu sapicoolblogspot.com pada kali ini mimin akan menulis kan kepada eman teman mengenai fermentasi buatan yang berguna sebagai pakan tambahan pada ternak kambing terutama kambig. sebelum mimin jelaskan mungkin ada baiknya mimim beri gambaran apa itu fermentasi buatan. fermentasi buatan menurut ilmu yang mimin dapat di kampus tercinta mimin ialah sebuah proses biologi yang dilakukan peternak guna untuk menciptakan suatu invasi untuk menghasilkan makanan ternak ketika keadaan sekitar sulit untuk mendapatkan makanan ternak. dan fermentasi juga di bagi menjadi 3 proses yaitu proses kimia.biologis dan proses pencampuran.
apa itu proses kimia ? proses kimia disini artinya suatu proses fermentasi memerlukan bahan bahan kimia berupa urea atau CON2H4 atau (NH2)2CO, probiotik SOC - HCS dan sebagainya.dan kenapa mengunakan proses biologis karna fermentasi juga mengunakan sejenis mikroorganisme yang membantu dalam proses fermentasi yang sedang berlangsung. dan kenapa mengunakan proses pencampuran karna pada akhirnya diperlukan proses pencampuran untuk dapat menghasilkan suatu produk fermentasi pakan. 
 
dan pada kesempatan kali ini mimin kan menjelaskan jenis jenis fermentasi yang mugkin kan dapat membantu teman teman pembaca untuk dapat mempelajari mengenai proses fermentasi.
 
1 fermentasi amofer (amoniasi fermentasi) 
seperti namanya bahan dasar dari fermentasi amofer ini ialah amoniak yang dapat ditemukan pada CO(H2N4) atau bahasa sehari harinya disebut urea. Amoniasi dan fermentasi jerami padi merupakan perpaduan teknologi antara teknik amoniasi dan teknik fermantasi yang dapat meningkatkan kadar protein dan daya cerna.  Hal ini sesuai dengan pendapat Imam (2011) yang menyatakan bahwa amoniasi  dan fermentasi jerami padi merupakan suatu metode pengolahan jerami yang dapat memecah ikatan selulosa, hemiselulosa dan lignin sehingga jerami lebih mudah untuk dicerna. 
 
Amoniasi adalah salah satu perlakuan penambahan bahan kimia pada pakan yang berserat tinggi, yaitu amonia atau urea (Wahid, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa bahan kimia seperti urea lebih disukai karena banyak tersedia sampai di pedesaan. Penggunaan urea dengan takaran tepat, cukup air, temperatur sesuai dan masa inkubasi yang cukup akan meningkatkan daya cerna jerami padi di dalam pencernaan sapi sampai 10% atau lebih.
 
Amoniasi merupakan proses pengolahan jerami yang praktis untuk menghancurkan ikatan lignin, selulosa dan silika yang menjadi penghambat daya cerna jerami (Maspary, 2010). Dijelaskan lebih lanjut bahwa dengan amoniasi juga akan meningkatkan kandungan protein dan karbohidrat pada jerami padi. Selain itu juga akan membebaskan jerami dari kontaminasi mikroorganisme. Menurut Wahid (2010) pemberian jerami yang sudah diamoniasi dengan urea 6% pada sapi dapat meningkatkan konsumsi, daya cerna, berat badan dibandingkan dengan pemberian jerami tanpa amoniasi. Menurut (Jajo, 2009) amoniasi mampu meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi, kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur.

proses pembuatannya :
 Bahan : 
  • Jerami Padi sebanyak 20 kg, 
  • molasses sebanyak 120 ml (6 lt/1000 kg)
  • EM-4 sebanyak 80 ml atau 8 tutup botol (4 lt/1000 kg)
Alat :
  • timbangan berdiri untuk menimbang jerami padi
  • ember untuk mencampur EM-4 dan molasses
  • gelas ukur untuk mengukur molasses
  • drum (silo) untuk tempat fermentasi
      Cara membuat :  
  1. Menimbang semua bahan sesuai dengan ukuran yang ditentukan, yaitu jerami 30 kg, molasses 120 ml dan EM-4 sebanyak 80 ml. 
  2. Menghamparkan jerami di atas lantai yang bersih. 
  3. Mencampurkan molasses dan EM-4, kemudian memercikkan pada jerami padi secara merata.
  4.  4Menambahkan air sampai tingkat kebasahan jerami sesuai untuk di fermentasi (tidak terlalu kering atau terlalu basah).
     5. Mengaduk/mencampurkan semua bahan secara merata dengan membolak-balikkan jerami. 
     6. Memasukkan campuran jerami, molasses dan EM-4 kedalam silo, dengan cara sedikit demi sedikit dan di padatkan (di injak-injak). 
     7. Mendiamkan selama 3 minggu untuk proses fermentasi.  
     8. Amofer siap diberikan kepada ternak

    2. burger sapi 
         ini merupakan fermentasi yang di buat oleh anak Universitas gadja mada yang pada saat itu berinovasi untuk menciptakan suatu pakan yang dapat dikonsumsi ternak ketika keadaan sekitar tidak memungkinkan untuk mencari pakan hewan. di bawa bimbingan Prof. DR ali agus, DEA teman teman Universitas Gadja Mada jurusan peternakan berhasil menciptakan inovasi untuk membantu masyarakat sekitar lereng gunung berapi untuk mendapatkan pakan yang dikala itu kesulitan mendapatkan pakan karna hijauan yang terdapat di sekitar gunung berapi tidak layak bahkan dapat menyebabkan kematian jika dikonsumsi pada hewan ternak sapi dan sebanyak Sedikitnya 65 ribu ekor sapi di empat kabupaten, Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolaliterselamatkan berkat adanya inovasi fermentasi burgr sapi ini. 

    cara pembuatannya ialah sebagai berikut :
    • Siapkan pakan dengan rasio hijauan konsentrat 80 : 20 sebanyak 100 kg. Hijauan terlebih dahulu dicacah 3-5 cm
    • Siapkan molasse 2-3 kg dan campurkan ke dalam 20 liter air bersih dalam 1 wadah (ember)
    • Siapkan larutan aditif biologi (SBP) sebanyak 20 ml atau 2 tutup botol dan campurkan dalam larutan mollase tersebut, kemudian aduk rata
    • Campurkan bahan pakan, ratakan, kemudian disiram larutan SBP, aduk sampai rata. Untuk mengetahui kadar air 35-40% adalah ketika campuran bahan pakan digenggam dengan tangan dan diperas dengan tangan, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah, dan pada telapak tangan terasa ada air
    • Campuran bahan pakan dimasukkan dalam drum atau plastik. Ada baiknya bahan dimampatkan untuk meminimalisir udara, lalu tutup rapat, dan biarkan selama 3 hari
    • Proses fermentasi akan berlangsung dengan baik apabila ditandai dengan timbulnya panas atau temperatur tinggi hingga 80 °C pada 2-3 hari hari pemeraman, warna kecokelatan, tektur lembut dan aroma wangi. (sumber : swadaya)

    mungkin itu sedikit ilmu yang dapat mimin share kan. seperti biasa jangan lupa kunjungi terus sapicool.bospot.com dan temukan materi inovasi baru yang pastinya buat kamu makin tambah pinter..... salam peternakan.. (y)



Minggu, 11 Desember 2016

jenis jenis sapi

selamat datang kembali di sapicool. kali ini mimin akan menulis tentang jenis jenis sapi yang ada di Indonesia. seperti yang agan agan ketahui bahwa sapi merupakan hewan yang di beberapa tempat tergolong suci katannya. karna mengingat mitologi bahwa sapi merupakan kendaraan yang di tungangi oleh dewa siwa maka oleh orang orang hindu sapi disakralkan.

Sapi adalah binatang yang termasuk ke dalam ras hewan Bovinae. Biasa dipanggil lembu. Banyak orang memelihara sapi untuk diambil susu nya(diperah) dan diambil dagingnya sebagai makanan sehari - hari. Disamping itu sapi juga sangat bermanfaat bagi manusia karena dapat dijinakkan dan mudah untuk diarahkan, walaupun nenek moyang nya merupakan hewan yang liar. Hingga saat ini banyak masyarakat kita yang menggunakan sapi sebagai penggerak dan alat transportasi. Para petani menggunakan sapi sebagai penggerak alat untuk membajak sawah dan itu sangat memudahkan petani. Sapi juga lekat sebagai mata pencaharian masyarakat. Di zaman dahulu, selain kuda, sapi sangat berguna sebagai alat transportasi antar desa. Namun, sapi juga merupakan hewan yang disakralkan, beberapa suku di Indonesia mempercayai sapi sebagai hewan yang suci dan sakral. Mereka menggunakannya dalam berbagai acara perayaan dan ritual tahunan.

Sekarang, sapi adalah salah satu komoditas paling unggul di beberapa negara termasuk Indonesia. Banyaknya jenis sapi yang tersebar di berbagai belahan dunia menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Apalagi setiap tahunnya umat muslim merayakan hari raya qurban, mau tidak mau hal ini juga berpengaruh terhadap naiknya pamor sapi pedaging sebagai hewan yang dapat digunakan sebagai bisnis. Namun, walaupun tidak di hari raya qurban pun, sapi sudah seperti kebutuhan sehari - hari dan banyak orang menginvestasikan uangnya untuk memelihara dan beternak sapi unggul. Sapi Bali adalah Banteng (Bos Sondaicos) yang telah mengalami domistikasi (penjinakkan). Terdapat di Indonesia di Pulau Bali, yang dibudidayakan secara alami. Merupakan sapi tipe dwiguna (pedaging dan pekerja). Sapi Bali mempunyai bentuk dan tanda-tanda yang sama dengan Banteng, hanya ukurannya lebih kecil akibat proses domistikasi. Tinggi sapi dewasa mencapai 130 cm, berat badan antara 300-400 kg, Jantan kebiri dapat mencapai 450 kg.

Jenis - Jenis Sapi

1. Sapi Bali

Sapi Bali memiliki warana bulu yang khas. Pedet (anak sapi atau sapi yang belum dewasa) warna bulunya merah sawo matang atau merah bata. Pada sapi dewasa betina warna akan tetap, tetapi untuk yang jantan berubah menjadi kehitam-hitaman.
Mengenal Berbagai Jenis Sapi
Terdapat warna putih pada bagian-bagian tertentu, misalnya pada keempat kakinya, mulai dari sendi tarsus dan carpus kebawah sampai kuku, pada bagian pelvis dengan batas yang nampak jelas karena dibatasi oleh pertemuan bulu yang mengarah ke dalam dan ke luar, pada bibir bawah, tepi daun telinga dan bagian dalam daun telinga. Pada bagian punggung mempunyai garis hitam(garis belut). Tanduk yang jantan tumbuh agak di bagian luar kepala, mengarah ke latero-dorsal, terus membelok dorso cranial, sedang yang betina agak dibagian dalam dari kepala, mengarah ke latero-dorsal menuju dorso medial.Untuk mengenal lebih dalam sapi bali silahkan KLIK DISINI

2. Sapi Madura

Sapi Madura merupakan hasil persilangan Bos Indicus (Zebu) dengan Bos Sondaicus (Banteng). Pada tubuhnya dijumpai tanda-tanda sebagai warisan dari kedua golongan sapi tersebut. Sapi Madura merupakan sapi tipe dwiguna (pedaging dan pekerja).
Mengenal Berbagai Jenis Sapi
Sapi jantan memiliki tubuh bagian depan lebih teguh daripada tubuh bagian belakang, sedikit berpunuk yang betina tidak berpunuki. Warna baik jantan maupun yang betina adalah merah bata. Tanduk melengkung setengah bulan dengan ujungnya menuju ke arah depan. Berat badan maksimum dapat mencapai 350 kg dengan tinggi rata-rata 118 cm.Ingin berbisnis sapi madura silahkan lihat infonya DISINI

3. Sapi Ongole dan Peranakan Ongole (PO)

Bangsa sapi ini berasal dari India dan termasuk golongan Zebu atau sapi berponok. Diternakan secara murni di P. Sumba, sehingga terkenal dengan sebutan SO (Sumba Ongole).  Sering orang bilang, Limosin. Sapi ongole merupakan jenis sapi tipe kerja yang sangat baik, tenaganya kuat ukuran tubuhnya besar, tahan lapar dan haus serta memiliki memiliki toleransi makanan yang sederhana.
Mengenal Berbagai Jenis Sapi
Sapi ongole memiliki punuk besar dan berglambir (lipatan-lipatan kulit yang terdapat dibagian bawah leher dan perut). Telinganya panjang dan menggantung. Kepala relatif pendek dengan profil melengkung, mata besar dan tenang. Kulit disekitar lobang mata selebar + 1 cm, berwarna hitam, tanduk pendek, kadang-kadang hanya bungkul kecil saja. Tanduk sapi betina lebih panjang dari pada sapi jantan.
Mengenal Berbagai Jenis Sapi
Sapi Peranakan Ongole (PO) adalah hasil perkawinan antara sapi ongole dengan sapi Jawa. Sapi ini adalah jenis pekerja yang baik. Tenaga besar, ukuran tubuh besar, sifat sabar, tahan terhadap panas lapar dan haus, serta mampu mengkonsumsi pakan berkualitas rendah. Sifat dan daya reproduksi sapi PO betina lebih tinggi dibandingkan dengan sapi bali dan madura.
  • Warna : Warna bulu bervariasi dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranxe keabuan. Pada sapi jantan bagian leher, punuk sampai kepala berwarna putih keabuan, sedangkan pada anak yang baru lahir berwarna coklat dan berubah menjadi putih kelabu.
  • Bentuk : Bentuk tanduk pada jantan lebih pendek dibandingkan betina, memiliki punuk bulat, besar dan bergelambir lebar tergantung mulai leher melalui perut hingga ambing atau skrotum. Tinggi sapi jantan mencapai 150 cm dengan bobot 600 kg, sedangkan sapi betina mencapai 135 cm dengan bobot badan 450 kg dengan PBBH mencapai 0,47-0,81
  • Keunggulan : Bobot badan besar, sehingga jumlah daging yang dihasilkan lebih besar.Mampu bertahan pada suhu tinggi (40 0 C) dengan kondisi pakan yang berkualitas rendah.Betina kawin pertama umur 18 bulan, beranak pertama umur 30 bulan, jantan kawin pertama umur 30-36 bulan.

4. Sapi Brahman

Sapi ini termasuk golongan sapi Zebu yang berkembang di Amerika yang beriklim panas. Sap Brahman memiliki karakteristik ponok besar dan kulit yang longgar dengan lipatan kulit dibawah leher dan perut yang lebar, telinga menggantung. Warna kulit umumnya abu-abu, tetapi ada juga yang merah. Tidak bertanduk dan hanya berupa bungkul, kepala relatif pendek dengan profil melengkung, dengan kaki panjang dan kokoh.
Mengenal Berbagai Jenis Sapi
Tinggi sapi jantan 121-128 cm dan betina 116-123 cm. Sapi ini memiliki mutu genetik dan daya reproduksi yang paling baik dibandingan sapi lokal.

Keunggulan dari sapi Brahman antara lain pertambahan berat badan relatif cepat, prosentase karkas besar, serta merupakan sapi potong tipe dwiguna yang mampu berkembang biak dengan baik pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Tahan terhadap gigitan caplak dan nyamuk. Resisten terhadap demam texas dan dapat beradaptasi terhadap makanan yang jdlek. Merupakan tipe potong dari daerah tropis yang terbaik.

5. Sapi Aberden Angus

Sapi ini merupakan sapi tipe potong keturunan Bos Taurus yang berasal daratan Scotlandia Utara. Sapi Aberden Angus memiliki karakteristik kulit berwarna hitam, tidak bertanduk, tubuh rata, lebar dan dalam, seperto balok, padat dengan urat daging yang baik. Berat badan betina dewasa mencapai 1600 pounds sedang jantan dewasa 2000 pounds.
Mengenal Berbagai Jenis Sapi


Tabel  1. Ukuran Linier Badan Sapi

Uraian                          Bali     Ongole   PO      Madura

Panjang Badan (cm)  132,6  136,9     131,3  127,3

Lingkar Dada (cm)     185,2  183,3     162,3  158,8

Berat Hidup (Kg)        352,4   368,3     302,6  258,3

Berat Karkas (Kg)      197,1   179,9     136,2  121,9

Tabel 2. Rata-rata tertimbang bagian tubuh hasil pemotongan sapi

Uraian                           Bali     Ongole  :   PO    Madura

Berat Kepala (Kg)       15,1    19,6         15,2   15,1

Berat Kulit (Kg)            30,4    26,8        18,4    16,0

Berat Kaki (Kg)              6,1       7,5         5,8        5,1

Berat ekor (Kg)              1,9       2,9        2,3         2,9

Berat jeroan (Kg)         15,9     26,0      15,5      14,6

Berikut   Informasi tentang Jenis-jenis Sapi yang direlease sudah diternakkan di Indonesia :

1. Sapi LIMOUSIN (Diamond Limousine)

Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental.

Secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur.

Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.

2. Sapi PO (Peranakan Ongole)

Sapi PO (singkatan dari Peranakan Ongole), di pasaran juga sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi Jawa atau Sapi Putih.
Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi Ongole (Bos Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole (SO).

Warna bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam di sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina kurang dari 450 kg.

Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole (PO) bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg.

Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir.

Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik.

Keunggulan sapi PO ini antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan kurang; Prosentase karkas dan kualitas daging baik.

3. Sapi BALI

Sapi Bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia hasil penjinakan (domestikasi) banteng liar yang telah dilakukan sejak akhir abad ke 19 di Bali, sehingga sapi jenis ini dinamakan Sapi Bali.

Sebagai "mantan" keturunan banteng, sapi Bali memiliki warna dan bentuk persis seperti banteng. Kaki sapi Bali jantan dan betina berwarna putih dan terdapat telau, yaitu bulu putih di bagian pantat dan bulu hitam di sepanjang punggungnya.Sapi Bali tidak berpunuk, badannya montok, dan dadanya dalam.

Sapi Bali jantan bertanduk dan berbulu warna hitam kecuali kaki dan pantat. Berat sapi Bali dewasa berkisar 350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sapi Bali betina juga bertanduk dan berbulu warna merah bata kecuali bagian kaki dan pantat. Dibandingkan dengan sapi Bali jantan, sapi Bali betina relatif lebih kecil dan berat badannya sekitar 250 hingga 350 kg.

Sewaktu lahir, baik sapi Bali jantan maupun betina berwarna merah bata. Setelah dewasa, warna bulu sapi Bali jantan berubah menjadi hitam karena pengaruh hormon testosteron. Karena itu, bila sapi Bali jantan dikebiri, warna bulunya yang hitam akan berubah menjadi merah bata.

Keunggulan sapi Bali ini antara lain : Daya tahan terhadap panas tinggi; Pertumbuhan tetap baik walau pun dengan pakan yang jelek; Prosentase karkas tinggi dan kualitas daging baik; Reproduksi dapat beranak setiap tahun.

4. Sapi BRAHMAN

Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss Indiscuss. Aslinya berasal dari India kemudian masuk ke Amerika Serikat (AS) pada tahun 1849 dan berkembang pesat disana. Di Amerika Serikat, sapi Brahman ini dikembangkan, diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke berbagai negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.

Sapi Brahman relatif tahan terhadap penyakit dan mempunyai variasi wana kulit yang beragam dari yang berwarna putih, coklat sampai yang kehitaman, Brahman memiliki kualitas karkas yang bagus.

Ciri khas sapi Brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.

Persentase karkasnya 45-50%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas. 

5. Sapi BX (Brahman cross)

Sapi BX (Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/penjinakan sapi Brahmanyang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan berbagai jenis sapi lainnya, seperti sapi Shorthorn, sapi Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford, Simmental, dan sapi Limousin. Hasil silangan ini kemudian disilangkan lagi dengan sapi Brahman sehingga campuran darah dalam setiap keturunan sangat bervariasi.

Model yang diterapkan dalam pelaksanaan pengembangan sapi Brahman Cross adalah menghasilkan ternak sapi yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan terhadap iklim tropis serta tahan terhadap penyakit/hama penyebab penyakit, kutu dan tunggau.
Oleh karena itu, sapi ini cocok dikembangkan di Indonesia yang beriklim tropis.

Warna kulit sapi ini sangat bervariasi antara lain putih abu-abu, hitam, coklat, merah, kuning, bahkan loreng seperti harimau. Pasar tradisional tertentu masih ada yang "fanatik" dengan warna kulit, sehingga dengan banyaknya variasi warna kulit sapi ini bisa memenuhi selera tiap-tiap pasar yang cenderung masih spesifik.

Sapi Brahman Cross mulai diimport Indonesia (Sulawesi) dari Australia pada tahun 1973. Pada tahun 1975, sapi Brahman cross didatangkan ke pulau Sumba dengan tujuan utama untuk memperbaiki mutu genetik sapi Ongole di pulau Sumba. Import`si Brahman cross dari Australia untuk UPT perbibitan (BPTU Sumbawa) dilakukan pada tahun 2000 dan 2001 dalam rangka revitalisasi UPT. Penyebaran di Indonesia dilakukan secara besar-besaran mulai tahun 2006 dalam rangka mendukung program percepatan pencapaian swasembada daging sapi.

Dengan pemeliharaan secara intensif yaitu dengan kandang yang sesuai dan pakan yang berkualitas serta iklim yang menunjang, sapi ini sangat bagus pertumbuhannya. Average Daily Gain (ADG) Brahman Cross berkisar antara 1,0 - 1,8 kg/hari. Bahkan dalam kondisi tertentu bisa mencapai 2 kg/hari. Dibandingkan dengan sapi lokal terutama PO (Peranakan Ongole) yang ADG nya hanya berkisar 0,4 - 0,8 kg/hari tentunya sapi ini lebih menguntungkan untuk fattening (penggemukan).

Karkas Brahman Cross bervariasi antara 45% - 55% tergantung kondisi sapi saat timbang hidup dan performance tiap individunya. Pemeliharaan ideal untuk fattening adalah selama 60-70 hari untuk sapi betina, sedangkan untuk jantannya antara 80-90 hari, karena apabila digemukkan terlalu lama maka perkembangannya akan semakin lambat dan akan terjadi perlemakan dalam daging (marbling) yang hal ini di pasar lokal (RPH) tradisional kurang disukai oleh customer.

Dari berbagai keunggulan tersebut di atas, dewasa ini di Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat dan Sumatera banyak bermunculan Feedlot yang secara intensif menggemukan sapi Jenis Brahman Cross ini. 

6. Sapi SIMMENTAL (METAL)

Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah kaprah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman.

Sapi Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging.

Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. 

7. Sapi MADURA

Sapi Madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli Indonesia, pada awalnya banyak didapatkan di Pulau Madura, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh Jawa Timur.

Sapi Madura pada mulanya terbentuk dari persilangan antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu, yang secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.

Karakteristik sapi Madura sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya bergumba

Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah : Jantan maupun betinanya sama-sama berwarna merah bata; Paha belakang berwarna putih; Kaki depan berwarna merah muda; Tanduk pendek beragam, pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm; Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan antara lain mudah dipelihara; Mudah berbiak dimana saja; Tahan terhadap berbagai penyakit; Tahan terhadap pakan kualitas rendah. Dengan keunggulan tersebut, Sapi Madura banyak diminati oleh para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain. Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain.

Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini. Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai "Sapi Kerapan" yang menjadi salah satu aset pariwisata penting di Pulau Madura. 

8. Sapi BRANGUS

Sapi Brangus ini adalah persilangan betina Brahman dan pejantan Aberden Angus.
Sapi Brangus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross).

Ciri-ciri sapi Brangus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh, komposisi darah 5/8 Angus dan 3/8 Brahman.

Keunggulan sapi Brangus antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim tropis dan pakannya sederhana. 

9. Sapi ABERDEEN ANGUS

Sapi Aberdeen Angus ini masuk di Indonesia melalui Selandia Baru, tapi awal mulanya berasal dari Skotlandia.

Ciri-ciri sapi Aberdeen Angus antara lain warna hitam, leher dan telinga pendek, penuh bulu, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh.

Keunggulan sapi Aberdeen Angus antara lain tubuh besar dan kompak, pertumbuhannya badan cepat, berat badan dewasa di atas 900 kg, tahan terhadap iklim dan pakan tropis. 

10. Sapi ANGUS

Sapi Angus merupakan sapi yang mempunyai tingkat kualitas karkas yang sangat bagus, serta mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan merupakan keturunan dari sapi Brahman.
Sapi ini juga mempunyai tingkat produktivitas dalam berkembang biak yang sangat bagus, dimana betinanya mempunyai kemampuan yang sangat bagus untuk berkembang biak dan menyusui anaknya.
Sapi Angus ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). 

11. Sapi SANTA GERTRUDIS

Sapi Santa Gertrudis ini adalah hasil persilangan antara pejantan Brahman dan betina shorthorn yang di kembangkan pertama kali di King Ranch Texas Amerika serikat tahun 1943.

Sapi Santa Gertrudis ini masuk Indonesia mulai tahun 1973, bobot jantan dewasa di atas 900 kg dan betina di atas 725 kg. Sapi ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). 

12. Sapi DROUGHMASTER

Sapi Droughmaster merupakan persilangan antara betina Brahman dan pejantan Shorthorn, dikembangkan di Australia dan jarang sekali kita jumpai di Indonesia.

Sapi Droughmaster ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). 

13. Sapi SHORTHORN

Sapi Shorthorm ini dikembangkan di negara Inggris bagian utara. Bobot jantan dewasa di atas 1100 kg sedangkan bobot betina di atas 850 kg.

Sapi Shorthorm berwarna merah coklat tua, putih, merah coklat tua dan putih. Mempunyai bentuk puting susu yang baik dan produksi susunya pun baik. Anaknya kecil, namun akan tumbuh dengan cepat besar. Kualitas dagingnya baik.

Sapi ini sebenarnya sebagai sapi perah. Di eksport dari Inggris ke Amerika pertama kali pada tahun 1780. Disebut juga sebagai sapi jenis DURHAM. 

14. Sapi BEEFMASTER

Sapi Beefmaster merupakan persilangan antara sapi Brahman, sapi Hereford, dan sapi Shorthorn yang dikembangkan pertama kali oleh Mr. Lasater.

Kombinasi antara ketiga sapi tersebut menghasilkan sapi yang superior. Sapi Beer Master ini juga merupakan salah satu dari jenis BX (Brahman cross). 

15. Sapi RED ANGUS

Sapi Red Angus tidak bertanduk, sangat mudah berkembang biak, dan cepat dewasa. Kualitas dagingnya sangat baik.

Sapi Red Angus merupakan hasil kawin silang antara sapi asli di Aberdeenshire (Inggris) dengan sapi asli dari Angus (Skotlandia). Pertama di eksport ke benua lain tahun 1873. 

16. Sapi CHAROLAIS

Sapi Charolais ini dikembangkan di negara Perancis, warna bulu perak dan merupakan jenis paling besar di negara tersebut, sapi ini jarang di jumpai di pasar-pasar tradisional.

Pertumbuhan badan sapi Charolais per hari mampu mencapai 1,3 kg (pada saat masa pertumbuhan). 

17. Sapi FH (Friesian Holstein/Fries Holland)

Sapi Fresian (Fries) ini merupakan sapi penghasil susu paling utama di dunia. Sapi ini mempunyai produktivitas yang sangat baik.

Warna kulitnya hitam putih dengan batas jelas, ujung ekornya putih. Bila adat warna hitam di bawah tardus, tidak boleh dipotong sampai atas.  
 
 
demikianlah jenis jenis sapi yang dapat mimin jelaskan ke agan agan sekalian. semoga sekirannya dapat bermanfaat untuk agan agan supaya lebih tau lagi mengenai sapi dan lebih dapat memahami mengenai dunia peternakan. seperti biasa jangan lupa sering sering berkunjung ke sapicool supaya agan agan tambah pinter dan tambah berwawasan mengenai dunia peternakan..

Jumat, 09 Desember 2016

oke selama datang kembali sobat sapicool kali ini mimin akan menulis sebuah materi yang mungkin perlu di ketahui oleh para pembaca yaitu mengenai penyuluhan dan cara cara menyuluh. oke tak perlu berlama lama

Menurut kamus besar bahasa indonesia) kata penyuluh berasal dari kata suluh yang berarti barang yang di pakai untuk media penerangan atau obor.Sedangkan  penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan

penerangan atau penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk memberikan penerangan atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tahu menjadi lebih tahu. Kata penyuluhan berasal dari beberapa negara yaitu:
  1. Belanda yaitu Voorlichting yang berarti memberikan penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya,
  2. Inggris yaitu extention, istilah ini diambil Universitas Oxford dan Cambridge sekitar tahun 1850 yang melakukan diskusi-diskusi mengenai bagaimana memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan disekitar tempat tinggal penduduk, terutama dengan cepatnya pertumbuhan pendudukdidaerah industri dan perkotaan.
  3. Jerman yaitu Aufklaneus yg berarti pencerahan, yang menekankan pentingnya mengetahui arah langka kita.
  4. Prancis yaitu vulgarisation yang menekankan pentingnya menyederhanakan pesan bago orang awam,
  5. Amerika Serikat yaitu Eziohong berarti pendidikan,yang menekankan tujuan penyuluhan pertanian untuk mengajar seseorang sehingga dapat memecahkan sendiri masalahnya.
  6. Australia yaitu forderung  berarti  berdiri kearah yang diinginkan, kata ini miripdengan istilah korea yakni bimbingan pedesaan.
  7. Spanyol yaitu capacitacion yaitu keinginan untuk meningkatkan kemampuan manusia yang dapat diartikan dengan pelatihan
Penyulahan dalam arti umum  berarti ilmu sosial yang mempelajari sistem dan perubahan pada  individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan semua “stakeholders”,melalui proses belajar bersama yang partisipatip, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan yang baik, dan semakin sejahtera secara berkelanjutan.
  1. PENYULUHAN MENURUT PARA AHLI
Ada beberapa para ahli yang nendefinisikan pengertian penyuluh diantarany ayaitu:
  1. Ban (1990)
Penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
  1. Margono Slamet (2000).
menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.  Margono Slamet (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada awal dasawarsa 1990-an. Penyuluhan pembangunan sebagai proses pemberdayaan masyarakat, memiliki tujuan utama yang tidak terbatas pada terciptanya “better-farming, better business, dan better living, tetapi untuk memfasilitasi masyarakat (sasaran) untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan kondisi sosial, politik dan ekonomi sehingga mereka dapat (dalam jangka panjang) meningkatkan taraf  hidup pribadi dan masyarakatnya
  1. Mardikanto, 1987.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
  1. menurut Slamet (1994)
istilah penyuluhan pada awal kegiatannya disebut dan dikenal sebagai Agricultural Extension. Dengan pengembangan penggunaannya di bidang-bidang lain, maka sebutannya berubah menjadi Extension Education dan Develoment Communication. Meskipun antara ketiga istilah tersebut terdapat perbedaan, namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.
  1. Menurut Sapoetro (Mardikanto, 1992)
kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan adalah masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik lemah dalam permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah dalam hal peralatan dan teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga seringkali lemah dalam hal semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
  1. Menurut Slamet dalam Mardikanto (1993)
Tujuan yang sebenarnya dari penyuluhan adalah terjadinya perubahan perilaku sasaran nya. Hal ini merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau, mampu melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan/keuntungan dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang ingin dicapai.
  1. Wiriaatmadja (1973)
Penyuluhan merupakan sistem pendidikan di luar sekolah, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi tahu, mau, dan mampu/bisa menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan dengan keadaan, kebutuhan, dan kepentingan sararan. Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan biasa juga disebut pendidikan non formal.
  1. Rahmat Pambudi,
Pada awal 1996 mulai melontarkan pentingnya istilah pengganti penyuluhan, dan untuk itu dia menawarkan penggu-naan istilah transfer teknologi sebagaimana yang digunakan oleh Lionberger dan Gwin (1982). Pada tahun 1998, Mardikanto mena-warkan penggunaan istilah edfikasi, yang merupakan akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi: edukasi, diseminasi inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi. Meskipun tidak ada keinginan untuk mengganti istilah penyuluhan, Margono Slamet pada kesempatan seminar penyuluhan pembangunan (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada dasawsaa r 1990-an. Terkait dengan hal tersebut, dalam perjalanannya, kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman, seperti:
Penyebar-luasan (informasi)
Sebagai terjemahan dari kata “extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebar luasan yang dalam hal ini, merupakan peyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam
Praktek atau kegiatan praktis.Implikasi dari pengertian ini adalah:
  • Sebagai agen penyebaran informasi, penyuluh tidak boleh hanya menunggu aliran informasi dari sumber-sumber informasi (peneliti, pusat informasi, institusi pemerintah, dll) melainkan harus secara aktif berburu informasi yang bermanfaat dan atau dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi kliennya. Dalam hubungan ini, penyuluh harus mengoptimalkan peman-faatan segala sumberdaya yang dimiliki serta segala media/ saluran informasi yang dapat digunakan (media-masa, internet, dll) agar tidak ketinggalan dan tetap dipercaya sebagai sumber informasi “baru” oleh kliennya.
  • Penyuluh harus aktif untuk menyaring informasi yang diberikan atau yang diperoleh kliennya dari sumber-sumber yang lain, baik yang menyangkut kebijakan, produk, metoda, nilai-nilai perilaku, dll. Hal ini penting, karena di samping dari penyuluh, masyarakat seringkali juga memperoleh informasi/inovasi dari sumber sumber lain (aparat pemerintah, produsen/ pelaku bisnis, media masa, LSM) yang tidak selalu “benar” dan bermanfaat/ mengun-tungkan masyarakat/kliennya. Sebab, dari pengalaman menunjukkan, informasi yang datang dari “luar” seringkali lebih berorientasi kepada kepentingan luar” dbianding keberpihakannya kepada kepentingan masyarakat yang menjadi kliennya.
  • Penyuluh perlu lebih memperhatikan informasi dari “dalam” baik yang berupa “kearifan tradisional” maupun “endegenuous technology”. Hal ini penting, karena informasi yang berasal dari dalam, di samping telah teruji oleh waktu, seringkali juga lebih sesuai dengan kondisi setempat, baik ditinjau dari kondisi fisik, teknis, ekonomis, sosial/budaya, maupun kesesuainnya dengan kebutuh-an pengembangan komunitas setempat.
  • Pentingnya informasi yang menyangkut hak-hak politik masya-rakat, di samping: inovasi teknologi, kebijakan, manajemen, dll. Hal ini penting, karena yang untuk pelaksanaan kegiatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat seringkali sangat tergan-tung kepada kemauan dan keputusan politik.
 Penerangan/penjelasan
Penyuluhan yang berasal dari kata dasar “suluh” atau obor, sekaligus sebagai terjemahan dari kata “voorlichting” dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam ke-gelapan. Sehingga, penyuluhan juga sering diartikan sebagai kegiatan penerangan. Sebagai proses penerangan, kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penerangan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok-sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan (beneficiaries), sehingga mereka benar-benar memahaminya seperti yang dimaksudkan oleh penyuluh atau juru-penerangnya. Terkait dengan istilah penerangan, ppenyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh tidak boleh hanya bersifat “searah” melainkan harus diupayakan berlangsungnya komunikasi “timbal-balik” yang memusat (convergence) sehingga penyuluh juga dapat memahami aspirasi masyarakat, manakala mereka menolak atau belum siap menerima informasi yang diberikan . Hal ini penting, agar penyuluhan yang dilakukan tidak bersifat “pemaksaan kehendak” (indoktrinasi, agitasi, dll) melainkan tetap menjamin hubungan yang harmonis antara penyuluh dan masyarakat kliennya secara berkelanjutan.
 Pendidikan non-formal (luar-sekolah)
Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan bahwa, kegiatan penyebar-luasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses pendidikan atau kegiatan belajar. Artinya, perubahan perilaku yang terjadi/dilakukan oleh sasaran tersebut berlangsung melalui proses belajar. Hal ini penting untuk dipahami, karena perubahan perilaku dapat dilakukan melalui beragam cara, seperti: pembujukan, pemberian insentif/hadiah, atau bahkan melalui kegiatan-kegiatan pemaksaan (baik melalui penciptaan kondisi ling-kungan fisik maupun social-ekonomi, maupun pemaksaan melalui aturan dan ancaman-ancaman). Berbeda dengan  perubahan perilaku yang dilakukan bukan melalui pendidikan, perubahan perilaku melalui proses belajar biasanya berlangsung lebih lambat, tetapi perubah-annya relatif lebih kekal. Perubahan seperti itu, baru akan meluntur kembali, manakala ada pengganti atau sesuatu yang dapat menggantikannya, yang memiliki keunggulan-keung-gulan “baru” yang diyakininya memiliki manfaat lebih, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. Lain halnya dengan perubahan perilaku yang terjadi karena bujukan/hadiah atau pemaksaan, perubahan tersebut biasanya dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, tetapi lebih cepat pula meluntur, yaitu jika bujukan/hadiah/pemaksaan tersebut dihentikan, berhenti atau tidak mampu lagi melanggengkan kegiatannya.
Penyuluhan sebagai proses pendidikan, dalam konsep “akademik” dapat mudah dimaklumi, tetapi dalam prektek kegiatan, perlu dijelas-kan lebih lanjut. Sebab pendidikan yang dimaksud di sini tidak ber-langsung vertikal yang lebih bersifat “menggurui” tetapi merupakan pendidikan orang-dewasa yang berlangsung horizontal dan lateral yang lebih bersifat “partisipatif”. Dalam kaitan ini, keberhasilan penyuluhan tidak diukur dari seberapa banyak ajaran yang disampaikan, tetapi seberapa jauh terjadi proses belajar bersama yang dialogis, yang mampu menumbuhkan kesadar-an (sikap), pengetahuan, dan ketrampilan “baru” yang mampu meng-ubah perilaku kelompok-sasarannya ke arah kegiatan dan kehidupan yang lebih menyejahterakan setiap individu, keluarga, dan masyara-katnya. Jadi, pendidikan dalam penyuluhan adalah proses belajar bersama.
Perubahan perilaku
Dalam perkembangannya, pengertian tentang penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa: ucapan, tindakan, bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya). Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada “penyebar-luasan informasi/inovasi”, dan “memberikan penerangan”, tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terusmenerus, sekuat-tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries) yang menjadi “klien”. penyuluhantersebut. Implikasi dari penegertian perubahan perilaku ini adalah:
  • Harus diingat bahwa, perubahan perilaku yang diharapkan tidak hanya terbatas pada masyarakat/klien yang menjadi “sasaran utama” penyuluhan, tetapi penyuluhan harus mampu mengubah perilaku semua stakeholders pembangunan, terutama aparat pemerintah selaku pengambil keputusan, pakar, peneliti, pelaku bisnis, aktiivis LSM, tokoh masyarakat dan stakeholders pemba-ngunan yang lainnya.
  • Perubahan perilaku yang tejradi, tidak terbatas atau berehnti setelah masyarakat/klien mangadopsi (menerima, menerapkan, mengikuti) informasi/inovasi yang disampaikan, tetapi juga ter-masuk untuk selalu siap melakukan perubahanperubahan terha-dap inovasi yang sudah diyakininya, manakala ada informasi/ inovasi/kebijakan baru yang lebih bermanfaat bagi perbaikan kesejahteraannya.
  • Perubahan perilaku yang dimaksudkan tidak terbatas pada kesediaanya untuk menerapkan/menggunakan inovasi yang ditawarkan, tetapi yang lebih penting dari kesemuanya itu adalah kesediaannya untuk terus belajar sepanjang kehidupannya secara berkelanjutan (life long education).

v.        Rekayasa sosial
Sejalan dengan pemahaman tentang penyuluhan sebagai proses perubahan sosial yang dikemukakan di atas, penyuluhan juga sering disebut sebagai proses rekayasa sosial (social engineering) atau segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam sistem sosialnya masing-masing. Karena kegiatan rekayasa-sosial dilakukan oleh ”pihak luar”, maka relayasa sosial bertujuan untuk terwujudnya proses perubahan sosial demi terciptanya kondisi sosial yang diinginkan oleh pihak-luar (perekayasa). Pemahaman seperti itu tidak salah, tetapi tidak dapat sepenuhnya dapat diterima. Sebab, rekayasa-sosial yang pada dasar-nya dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan kelompok-sasarannya, seringkali dapat berakibat negatip, manakala hanya mengacu kepada kepentingan perekayasa, sementara masyara-kat dijadikan korban pemenuhan kehendak perekayasa.
Pemasaran inovasi (teknis dan sosial)
Yang dimaksud dengan “pemasaran sosial” adalah penerapan konsep dan atau teori teori pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda dengan rekayasa-sosial yang lebih  berkonotasi untuk “membentuk” (to do to) atau menjadikan masyarakat menjadi sesuatu yang “baru” sesuai yang dikehendaki oleh perekayasa, proses pemasaran sosial dimaksudkan untuk “menawarkan” (to do for) sesuatu kepada masyarakat. Jika dalam rekayasa-sosial proses pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan perekayasa, pengambilan keputusandalam pemasaran-sosial sepenuhnya berada di tangan masyarakat itu sendiri. Termasuk dalam pengertian “menawarkan” di sini adalah penggunaan konsep-konsep pemasaran dalam upaya menumbuhkan, menggerak-kan dan mengembangkan partisipasi  masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang ditawarkan dan akan dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat yang bersangkutan. Perbedaan hakiki di sini adalah, masyarakat berhak menawar bahkan menolak segala sesuatu yang dinilai tidak bermanfaat, akan merugi-kan, atau membawa konsekuensi pada keharusan masyarakat untuk berkorban dan atau mengorbankan sesuatu yang lebih besar dibanding manfaat yang akan diterimanya.
 Pemberdayaan masyarakat (community empowerment)
Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyu-luhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengem-bangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih ber-manfaat bagi masyarakat yang bersangkutan. Dalam konsep pember-dayaan tersebut, terkandung pema-haman bahwa pemberdayaan tersebut pengertian dapat mengambil keputusan (yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri. Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemam-puan (capacity strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat berpar-tisipasi secara aktif dalam keseluruahn proses pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain (penyuluh, LSM, dll)
 Penguatan komunitas (community strengthening)
Yang dimaksud dengan penguatan kapasitas di sini, adalah penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat), kelembagaan, maupun hubungan atau jejaring antar individu, kelom-pok organisasi sosial, serta pihak lain di luar sistem masyarakatnya sampai di aras global. Kemampuan atau kapasitas masyarakat, diarti-kan sebagai daya atau kekuatan yang dimiliki oleh setiap indiividu dan masyarakatnya untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumber-daya yang dimiliki secara lebih berhasil-guna (efektif) dan berdaya-guna (efisien) secara berkelanjutan. Dalam hubungan ini, kekuatan atau daya yang dimiliki setiap individu dan masyarakat bukan dalam arti pasif tetapi bersifat aktif yaitu terus menerus dikembangkan/dikuatkan untuk “memproduksi” atau meng-hasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Penguatan masyarakat disini, memiliki makna-ganda yang bersifat timbal-balik. Di satu pihak, penguatan diarahkan untuk melebih mampukan indiividu agar lebih mampu ber-peran di dalam kelompok dan masyarakat global, di tengah-tengah ancaman yang dihadapi baik dalam kehidupan pribadi, kelompok dan masyarakat global. Sebaliknya, penguatan masyarakat diarahkan untuk melihat peluang yang berkem-bang di lingkungan kelompok dan masyarakat global agar dapat dimanfaatkan bagi perbaikan kehidupan pribadi, kelom-pok, dan masyarakat global (UNDP, 1998)


FALSAPAH PENYULUHAN
Menurut Kelsey dan Herane (Mardikanto 1993) falsafah penyuluhan yang dianut yaitu harus berpijak pada pentingnya pengembangan individu. Kelsey dan Herane (Mardikanto 1993)  mengemukakan bahwa falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia. Dari pendapat tersebut, terkandung pengertian bahwa :
  1. Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukannya berkerja untuk masyarakat. Kehadiran penyuluh bukan sebagai penentu atau pemaksa, tetapi ia harus mampu menciptakan suasana dialogis dengan amsyarakat dan mampu menumbuhkan, menggerakkan, serta memelihara partisipasi masyarakat.
  2. Penyuluhan tidak menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat agar semakin memiliki kemampuan untuk berswakarsa, swadaya, swadana, dan swakelola bagi terselenggaranya kegiatan-kegiatan guna tercapainya tujuan, harapan, dan keinginan-keinginan masyarakat sasarannya.
  3.  Penyuluhan yang dilaksanakan harus selalu mengacu kepada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia.

METODE PENYULUHAN
Menurut Wiriaatmaja (1973) dalam melaksanakan kegiatannya, penyuluhan menerapkan suatu cara atau metode tertentu yang harus dilakukan, yaitu :
Pengenalan keadaan, gambaran atau situasi. Sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan, penyuluh harus terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut :
  • Mempersiapkan dirinya sendiri untuk jadi penghubung/komunikator atau penyuluh yang baik
  • Mengenal daerah kerjanya termasuk perihal masyarakat (sasaran), kebudayaan, kekayaan alam, dan masalah-masalahnya dalam lingkup pertanian/pembangunan.
Perencanaan (Planning). Supaya tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik, perlu disusun suatu rencana tentang jalannya kegiatan-kegiatan. Yang termasuk dalam rencana tersebut adalah yang dikenal dengan istilah 4 W dan 1 H, yaitu :
o   Apa yang harus dilakukan (What)
o   Di mana dilakukannya (Where)
o   Kapan melakukannya (When)
o   Siapa yang melakukan (Who)
o   Bagaimana melakukannya (How)
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan, maka di dalam perencanaan tersebut, perlu disusun hal-hal sebagai berikut :
- Program, yaitu suatu pernyataan yang dikeluarkan untuk menimbulkan pengertian dan perhatian mengenai suatu kegiatan. Lebih jelasnya program berisi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa perlu dilakukan
- Rencana Kerja, yaitu suatu acara kegiatan-kegiatan yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan pelaksanaan program secara efisien yang menyangkut tentang bagaimana, kapan, di mana, dan siapa.
-  Kalender kerja, yaitu suatu rencana kerja yang disusun menurut urutan waktu kegiatan.

Pelaksanaan
Yang dimaksud dengan pelaksanaan di sini adalah tindakan-tindakan nyata untuk melakukan apa-apa yang telah dicantumkan dalam rencana tadi, yaitu yang berkaitan dengan 4 W dan 1 H tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut, dapat dipilih cara atau metode komunikasi dan alat bantu yang digunakan dengan ketentuan:
- Sesuai dengan keadaan sasaran
- Cukup dalam kuantitas dan kualitas
- Tepat mengenai sasaran dan tepat pada waktunya
- Amanat harus mudah diterima dan dimengerti
- Murah biayanya.

Sedangkan metode komunikasi penyuluhan dapat dilakukan secara personal, kelompok, ataupun massa.
Penilaian (evaluasi). Penilaian adalah suatu proses feedback, dimana hasil yang telah diperoleh selama pelaksanaan diperbandingkan dengan rencana dan keadaan semula. Selanjutnya mulai lagi dengan pengenalan keadaan yang baru (hasil akhir dari kegiatan-kegiatan tadi). Hal-hal yang dinilai adalah :
- Apa yang terjadi pada pihak sasaran, yaitu apa ada perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya ?apakah mereka sudah menerapkan teknologi baru yang dianjurkan ? apakah ada perubahan dalam kedudukan sosial dan ekonomi mereka ?. Semuanya ini dibandingkan denga keadaan semula sebelum ada kegiatan penyuluhan.
- Bagaimana efektivitas metode dan alat bantu penyuluhan yang digunakan ?
Untuk lebih jelasnya urutan dari kegiatan-kegiatan penyuluhan tersebut adalah seperti gambar berikut : 

Keadaan semula – perencanaan – pelaksanaan – penilaian – keadaan baru
Dari paparan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa penyuluhan sebagai suatu pengetahuan mempunyai serangkaian metode ilmiah yang berisi langkah-langkah sistematis dan logis yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Dengan demikian, secara epistemologis hakekat penyuluhan sebagai suatu ilmu telah terpenuhi. Sesuai dengan pendapat Suriasumantri (1984c), metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Ilmu pada hakekatnya merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan pengetahuan umum lainnya. Ciri-ciri keilmuan ini didasarkan pada jawaban yang diberikan ilmu terhadap tiga pertanyaan pokok yang berkaitan dengan hakekat ilmu yaitu ontologi, epistemologi, dan axiologi.
Dalam konteks penyuluhan pembangunan, keberadaannya sebagai suatu ilmu didasari kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan adalah masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan lemah, baik secara ekonomi, pengetahuan, keterampilan, maupun semangatnya untuk maju dalam memperbaiki hidupnya. Karena itu, ilmu penyuluhan pembangunan terus menerus dikembangkan dalam rangka menggerakkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan agar mereka berdaya dan memiliki kemampuan menolong dirinya sendiri untuk mencapai perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam melaksanakan kegiatannya, penyuluhan menerapkan suatu cara atau metode tertentu yang terdiri dari beberapa langkah sistematis yaitu pengenalan keadaan atau situasi masyarakat setempat, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, dan penilaian (evaluasi). Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan tujuan penyuluhan dapat tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.
Dari paparan tersebut, dapat dikatakan bahwa hakekat penyuluhan pembangunan sebagai suatu ilmu telah terpenuhi sesuai dengan ciri-ciri keilmuan yaitu melalui suatu kajian atau peninjauan dari segi ontologi, epistemologi, dan axiologi.
Menurut (Wiriatmadja, 1990)Terdapat berbagai macam metode penyuluhan  Untuk memperbandingkan berbagai metode tersebut bisa dilakukan berdasarkan teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima sasaran.

Metode Berdasarkan teknik komunikasi
Berdasarkan teknik komunikasi metode penyuluhan dapat dibedakan antara yang langsung (muka ke muka/ face to face communication) dan yang tidak langsung (indirect communication). Metode yang langsung digunakan pada waktu penyuluhan  pertanian/peternakan berhadapan muka dengan sasarannya sehingga memperoleh respon dari sasarannya dalam waktu yang relatif  singkat (Mardikanto, 1993). Misalnya pembicaraan di balai desa,  dalam kursus, demonstrasi dan sebagainya.
Metode yang langsung ini dianggap lebih efektif, meyakinkan dan mengakrabkan hubungan antara penyuluh dan sasaran serta cepatnya respon atau umpan balik dari sasaran (Martanegara, 1993). Dalam kondisi terbatasnya personalia, kurangnya saranan transportsasi, terbatasnya biaya dan waqktu maka metode ini kurang efisien. Metode yang tidak langsung digunakan oleh penyuluhan pertanian/peternakan yang tidak langsung berhadapan dengan sasaran, tetapi menyampaikan pesannya melalui perantara (medium atau media). Contohnya adalah media cetak (majalah, koran), media elektronik (radio, televisi), media pertunjukan atau sandiwara, pameran dan lain-lain. Metode tidak langsung ini dapat menolong banyak sekali apabila metode langsung tidak memungkinkan digunakan. Terutama dalam upaya menarik perhatian dan menggugah hati sasaran. Siaran lewat radio dan televisi dapat menarik banyak perhatian, bila ditangani secara tepat. Pameran yang baik diselenggarakannya akan baik memberikan kesan yang lama dan meyakinkan. Demikian pula halnya dengan pertunjukan film atu slides yang sekaligus dapat memberikan hiburan dan pengetahuan umum kepada  masyarakat di pedesaan.
Namun metode penyuluhan tak langsung tidak memungkinkan penyuluh mendapatkan respon dari sasaran dalam waktu realtif singkat (Mardikanto, 1993)

Metode berdasarkan jumlah sasasaran dan proses adopsi
Berdasarkan jumlah sasaran dan proses adopsi maka penyuluhan dibedakan menjadi hubungan perseorangan, hubungan kelompok dan hubungan masal. Metode dengan hubungan perseorangan digunakan penyuluhan untuk berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan masing-masing orangnya. Misalnya adalah kunjungan ke rumah, ke kantor, pengiriman surat kepada perseorangan dan hubungan telepon.

Metode berdasarkan indera penerima
Berdasarkan indera penerima pada sasaran metode penyuluhan dapat digolongkan menjadi metode yang dapat dilihat, metode yang dapat didengar serta metode yang dapat dilihat dan didengar. Dalam metode yang dapat dilihat, pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melauli indera penglihatan. Contohnya adalah metode publikasi barang cetakan, gambar, poster, leaflet dan lain-lain. Pertunjukan film bisu dan slide tanpa penjelasan lisan, pameran tanpa penjelasan lisan, surat-menyurat dan sebagainya. Dalam metode yang dapat didengar pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera pendengaran. Contohnya siaran lewat radio dan tape recorder, hubungan melalui telepon, pidato ceramah dan lain-lain. Sedangkan metode yang dapat dilihat dan didengar pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Contohnya adalah metode pertunjukan film bersuara, siaran lewattelevisi, wayang, kursus berupa pelajaran dikelas dan prakteknya, karya wisata, pameran dengan penjelasan lisan.

Metode Penyuluhan yang Efektif dan Efisien
Suatu metode disebut efektif apabila dengan metode yang digunakan dalam suatu kegiatan penyuluhan, tujuan yang diinginkan tercapai. Dalam ini metode penyuluhan dikatakan efektif apabila tercapainya tahap penerapan (adoption) dalam proses adopsi. Unsur-unsur dari keefektifan metode penyuluhan adalah (Martanegara, 1993) :
  1. tingkat kemampuan penyuluh, yaitu pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam memberikan informasi penyuluhan.
  2. keadaan alat bantu penyuluhan yaitu ketersediaan alat bantu pada saat penyuluhan.
  3.  kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan yaitu kesesuaian dan ketepatan
  4. waktu pertemuan dan tempat pelaksanaannya.
  5.  materi penyuluhan, yaitu ketepatan dan kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi.
  6. kondisi dan tingkat adopsi peternak.
  7. kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu kejelasan dan kesesuaian tujuan penyuluhan dengan kepentingan-kepentingan sasaran.Sedangkan efisien berarti hemat, dalam arti menggunakan semua sumber daya (tenga, waktu, pikiran dan biaya) sekecil mungkin untuk mendapatkan hasil sebesar-besar (tujuan penyuluhan tercapai). Dengan kata lain, metode yang digunakan dalam penyuluhan tidak menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga dan pikiran.

itu merupakan sedikit materi mengenai pengertian penyuluhan, penerangan, filsafat penyuluhan, dan metode penyuluhan. semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sapicool. seperti biasa sampai jumpa di tulisan mimin yang selanjutnya. tetap kunjungi terus sapicool.blogspot.com dan pelajari lebih banyak materi mengenai dunia peternakan.

ANTRAKS

B. anthracis  adalah bakterium pertama yang ditunjukkan dapat menyebabkan penyakit. Hal ini diperlihatkan oleh Robert Koch pada tahun 1877...