Jumat, 20 Januari 2017

RUMPUT GAMBA

Rumput Gamba (Andropogon gayanusmerupakan salah satu jenis hijauan makanan ternak (HMT) yang berasal dari Afrika. Rumput ini sangat disukai oleh ternak ruminansia ketika masih muda. Sangat cocok dijadikan sebagai tanaman pada lahan pengembalaan karena teksturnya yang tahan terhadap renggutan. Selain itu juga bisa dijadikan sebagai rumput potong, namun pemotongan rumput harus teratur, agar tidak terbentuk tangkai biji yang keras dan akibatnya rumput tidak disukai oleh ternak. Pemotongan mulai dilakukan setelah berumur 6 bulan.

Rumput ini sebenarnya mudah tumbuh dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi antara 0 – 2000 m dpl. Tingkat curah hujan berkisar 600 – 2500 mm per tahun. Namun lebih baik jika ditanam pada lahan kering (lahan sub-optimal) sebab tidak tahan terhadap genangan air.  

Taksonomi atau Klasifikasi Rumput Gamba (Andropogon gayanus)

Kingdom
: Plantae
Division
: Magnoliophyta
Class
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Famili
: Panicoideae
Genus
: Andropogon
Spesies
: A. gayanus

Ciri-Ciri Rumput Gamba : 
  • Penananam sistem pols (anakan) 
  • Cepat tumbuh kembali setelah berakar (tumbuh tegak dan tinggi) 
  • Daun lembut dan berbulu halus 
  • Tangkai biji panjang mencapai 4 cm 
  •  Biji ringan dan berbulu 
Kandungan Nutrisi Rumput Gamba 

Rumput ini ketika masih berumur muda cukup disukai oleh ternak terutama kerbau . Nilai kecernaannya akan meningkat 63% saat musim penghujan namun akan turun saat memasuki musim kemarau yakni 30-40%. Jika sudah berumur yakni setelah berbunga maka kandungan nutrisinya akan berkurang. Sejauh ini belum kami temukan berapa kandungan nutrisi dari rumput gamba ini. Namun dari beberapa sumber yang admin baca untuk proteinnya sangat rendah sekali hanya 1,5 persen saja dan kandungan serat kasarnya cukup tinggi.


sumber : situs peternakan tim.2015.rumput gamba.http://www.situs-peternakan.com/2015/04/rumput-gamba-andropogon-gayanus.html.diaksespada 21 januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANTRAKS

B. anthracis  adalah bakterium pertama yang ditunjukkan dapat menyebabkan penyakit. Hal ini diperlihatkan oleh Robert Koch pada tahun 1877...