Versi lain diceritakan oleh Nambeng seorang warga warung kondang, Cianjur. Menurut beliau, sekitar tahun 1940 seseorang yang bernama H. Kosim melihat seekor ayam betina yang sedang mengasuh anak-anaknya. Dari sekian banyak anak-anaknya, tampak beberapa ekor berbeda dari yang lain. Badannya lebih besar, tinggi, dan bulunya jarang terutama pada anak yang jantan. Anak ayam yang aneh itu kemudian dipelihara dengan baik dan ternyata setelah dewasa mempunyai suara yang merdu. Nama ayam pelung berasal berasal dari bahasa Sunda malewung atau melung yang artinya melengkung. Memang, dalam berkokok ayam pelung mengakhiri suara merdunya dengan melengkungkan lehernya yang panjang. Kadang lengkungan lehernya bisa mencapai tanah.
Jika ditelusuri, sebenarnya asal usul ayam pelung tidak berbeda jauh
dengan ayam piaraan lainnya. Pada dasarnya ayam terdiri dari empat
bangsa pokok, yaitu
- Gallus bankiva (Gallus gallus), ayam hutan berwarna merah yang tersebar di daerah India Timur.
- Gallus sonneratti, ayam hutan berwarna kelabu yang tersebar di India Selatan dan Barat.
- Gallus lavayetti, ayam hutan yang hanya terdapat di Sri Lanka.
- Gallus varius, ayam hutan yang tersebar luas di Jawa dan Nusa Tenggara.
Nenek moyang ayam piaraan, termasuk ayam pelung adalah ayam hutan merah
(Gallus gallus). Teori ini banyak dipercaya karena jenis ayam hutan ini
mudah dikawinkan dengan ayam piara yang ada sekarang. Selain itu,
keturunan generasi pertama dari perkawinan di atas bersifat subur.
Sedangkan ketiga jenis lainnya selain susah dikawinkan dengan ayam piara
yang kini ada juga keturunannya bersifat mandul. Teori lain mengatakan
bahwa nenek moyang ayam piara, termasuk ayam pelung berasal dari
persilangan berbagai ayam hutan. Hal ini dikemukakan dengan alasan bahwa
penampilan ayam piara sekarang ini sangat beragam.
Ciri-Ciri Ayam Pelung
- Badan : Besar, bobot jauh lebih besar dari ayam kampung.
- Cakar : Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning, atau putih.
- Pial : Besar, tebal, dan tegak, berwarna merah dan berbentuk tunggal (jengger betina tidak sebagus jengger jantan).
- Warna Bulu : Tidak memiliki pola warna khas, tetapi umumnya campuran warna merah dan hitam.
- Suara : Jantang kokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding jantan jenis lain.
Produksi Telur Dan Daya Tetas Ayam Pelung
Ayam pelung pertama bertelur ketika berumur enam atau
tujuh bulan. Suatu penelitian menyebutkan bahwa ayam pelung mampu
bertelur sampai 106 butir/tahun. Namun, di peternak biasa ayam pelung hanya mampu bertelur sebanyak 40-60 butir pertahun. Nilai produksi telur ayam pelung
pertahun lebih rendah bila dibandingkan ayam jenis lain seperti ayam
ras (259 butir), ayam kampung (151 butir), kedu hitam (215 butir), kedu
putih (197 butir) dan nunukan (182 butir).
Pertumbuhan Ayam Pelung
Ayam pelung tubuhnya lebih besar dibanding ayam jenis
lain. Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian tentang pertumbuhan
ayam dari mulai menetas hingga dewasa. Bobot ayam pelung ketika baru menetas lebih besar dibandingkan dengan ayam bangkok maupun ayam kampung. Dan bobot ayam pelung jantan lebih besar dibandingkan betinanya. Pertambahan bobot badan ayam pelung juga lebih besar dibandingkan ayam bangkok dan ayam kampung. Laju pertambahan bobot ayam pelung
awalnya lambat, kemudian meningkat, dan akhirnya mencapai pertambahan
maksimal pada minggu ke-13. Sedang pada ayam bangkok terjadi di minggu
ke-13 untuk jantan dan minggu ke-12 untuk betina, dan pada ayam kampung
terjadi di minggu ke-8 untuk betina dan minggu ke-12 untuk jantan.
Rata-rata pertambahan bobot perminggu ayam pelung lebih besar dibandingkan ayam bangkok dan ayam kampung. Nilai pertambahan ayam pelung,
ayam bangkok, dan ayam kampung adalah 64.8 gram, 60.9 gram, 57.7 gram
untuk jantan dan 52.7 gram, 47.8 gram, 50.3 gram untuk betina. Rata-rata
dari nilai (jantang dan betina) tersebut adalah 58,7 gram untuk ayam
pelung, 54.4 gram untuk ayam bangkok, dan 50.3 gram untuk ayam kampung.
tim agrobisnisinfo.2017.http://www.agrobisnisinfo.com/2017/01/ciri-ciri-ayam-pelung-dan-asal-usulnya.html. diakses pada 15 januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar