A. Obat-obatan pada Hewan
Obat
adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan dan meringankan penyakit atau mencegah penyakit atau
gejalanya.Kebanyakan obat digunakan di masa lampau adalah obat yang berasal
dari tanaman. Secara empiris orang purba mendapatkan
pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan
penyakit. Pengetahuan secara turun temurun disimpan dan dikembangkan.
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan
dalam pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena
selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat
berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan
pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan
obat atau farmakoterapi. Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat
diatas, maka peran obat secara umum adalah sebagai berikut:
·
Menyembuhkan
penyakit
·
Memulihkan
(rehabilitasi) kesehatan
·
Mengubah
fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
·
Peningkatan
kesehatan
·
Mengurangi
rasa sakit
·
Mencegah
penyakit
·
Penetapan
diagnose
Obat hewan adalah sediaan yang dapat digunakan
untuk mengobati hewan, membebaskan gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh
yang meliputi sediaan biologik, farmakoseutika, premiks, dan sediaan alami. (Pasal 1 Angka 39 UU
Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan Dan Kesehatan Hewan).
Obat hewan berdasarkan tingkat bahaya
dalam pemakaiannya dapat diklasifikasikan dalam:
1.
Obat keras, yaitu
obat hewan yang bila pemakaiannya tidak sesuai dengan ketentuandapat
menimbulkan bahaya bagi hewan dan atau manusia yang mengkonsumsi hasil hewan
tersebut.
2.
Obat bebas
terbatas, yaitu obat keras untuk hewan yang diperlakukan sebagai obat bebas
untuk hewan tertentu dengan ketentuan disediakan dalam jumlah, aturan dosis,
bentuk sediaan, dan cara pemakaian tertentu serta diberi tanda pernyataan
khusus.
3.
Obat bebas, yaitu obat
hewan yang dapat dipakai secara bebas oleh setiap orang pada hewan.
(PERMENTAN NO:
806/Kpts/TN.260/12/94 tentang klasifikasi obat hewan)
Penggolongan obat
berdasarkan golongan kerja obat
1.
Anti Biotik
Anti
biotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi. Obat ini telah digunakan untuk melawan infeksi berbagai bakteri pada
tumbuhan, hewan, dan manusia.
2.
Anti Inflamasi
Pengobatan anti inflamasi mempunyai dua tujuan utama
yaitu, meringankan rasa nyeri yang seringkali merupakan gejala awal yang
terlihat dan keluhan utama yang terus menerus dari pasien dan kedua
memperlambat atau membatasi perusakan jaringan (Katzung, 2002).
3.
Anti Hipertensi
Anti hipertensi digunakan untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas cardiovascular.
4.
Anti Konvulsan
Anti Konvulsan berfungsi untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan bangkitan non-epilepsi. Adapun
contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain : bromide,
fenobarbital, fenitoin, karbamazepim.
5.
Anti Koagulasi
Anti
koagulasi digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah.
6.
Anti Histamin
Pada
manusia histamin merupakan mediator yang penting pada reaksi alergi tipe segera
dan reaksi inflamasi.
7.
Psikotropika
Psikotropika adalah obat yang mempengaruhi fungsi
perilaku, emosi, dan pikiran yang biasa digunakan dalam bidang psikiatri atau
ilmu kedokteran jiwa.
8.
Anti Jamur atau Anti
Fungi
Anti jamur atau anti fungi berfungsi untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh jamur. Contoh : imidiazol, diazol dan anti biotic
polien.
B.
Alat Laboratorium
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat
di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan
memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat
melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Alat
laboratorium adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan
kegiatan di laboratorium, baik laboratorium di sekolah, universitas, pusat
penelitian, rumah sakit, klinik atau laboratorium lainnya.
Alat
laboratorium biasanya dibuat dengan bahan atau material yang khusus sesuai
dengan tujuan penggunaaan alat tersebut, karena alat laboratorium memerlukan
daya tahan yang baik serta hasil yang baik pula.
Bahan Alat laboratorium ada yang terbuat dari bahan kaca
atau glass, metal, plastik dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan, bahkan
ada yang merupakan gabungan dari berbagai material.
Memilih alat
laboratorium yang hendak digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, karena setiap
alat telah dibuat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Jenisnya sangat
banyak, sehingga di dalam sebuah laboratorium akan sangat banyak ditemukan
alat-alat sesuai
Di
dalam laboratorium tersebut juga terdapat alat dan bahan mengenai inseminasi
buatan (IB). Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian
(intrafollicular), uterus
(intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal)
wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi
alami.Teknik modern untuk inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk
industri ternak untuk membuat banyak sapi dihamili oleh seekor sapi jantan
untuk meningkatkan produksi susu.
Alat-alat
yang berkaitan dengan IB misalnya Inseminansi gun, plastic glove, plastic
sheath, pinset, gunting, container, thermos lapangan, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar