Minggu, 15 Januari 2017

apa itu BEP

Pada kali ini saya akan me-share tentang rumus BEP, salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah break even point, Sebetulnya masih banyak teknik-teknik analisis laporan keuangan lainnya, seperti : Teknik analisis perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis common size, dan lain-lain. Dalam artikel ini penulis memfokuskan untuk membahas teknik break even point untuk menganalisis target suatu penjualan agar dapat memaksimalkan penjualan dan meminimalisir resiko.
Ukuran yang sering dipakai menilai sukses tidaknya suatu manajemen perusahaan adalah tercapainya target penjualan dalan arti laba yang maksimal. Untuk mencapai penilaian tersebut di pengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi akan mempengaruhi biaya.
Tujuan  dari  suatu  perusahaan adalah  untuk  memperoleh  laba  yang maksimal  agar  kelangsungan  hidup perusahaan  terus  berjalan  dari  waktu  ke waktu,  manajemen  yang  baik  dan  efisien adalah  manajemen  yang  dapat  mengelola dan  mengambil  keputusan  yang  berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu fungsi manajemen adalah sebagai alat dalam membantu perencanaan  (planning).  Salah  satu pendekatan  yang  digunakan  manajemen Hal – 2 dalam  perencanaan  laba  adalah  analisis titik  impas  (break  even  point).

Pengertian BEP (Break Even Point)

Pengertian BEP
Break even point adalah titik dimana Entity/company/business dalam keadaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak merugi. Break Even point atau BEP dapat diartikan suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
BEP dapat diartikan suatu keadaan di  mana  dalam  operasi  perusahaan, perusahaan  tidak  memperoleh  laba  dan tidak  menderita  rugi  (penghasilan   yang dinilai  menggunakan  total  biaya).  Tetapi analisa  BEP  tidak  hanya  semata-mata untuk  mengetahui  keadaan  perusahaan apakah  mencapai  titik  BEP,  akan  tetapi analisa  BEP  mampu  memberikan informasi  kepada  pinjaman  perusahaan mengenai  berbagai  tingkat  volume penjualan,  serta  hubungannya  dengan kemungkinan  memperoleh  laba  menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Fungsi Analisis BEP

Rumus BEP/analisis break even point (Analisis balik modal) digunakan untuk menentukan hal-hal seperti:
  • Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
  • Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
  • Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP.
  • Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya (Prawirasentono : 1997).

Rumus BEP (Break Even Point)

Berikut beberapa model rumus BEP yang dapat digunakan dalam analisis Break Even Point :

1)  Pendekatan Matematis

Rumus BEP yang pertama adalah menghitung  break  even  point  yang  harus  diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya  variabel  per  unit  atau  total  variabel,  hasil  penjualan total atau harga jual per unit. Rumus  yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Break even point dalam unit.
rumus bep
Keterangan :
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price per unit
S : Sales Volume
2. Break even point dalam rupiah.
Rumus bep 2
Berikut Contoh Kasus :
Diketahui PT. Gear Second memiliki usaha di bidang alat perkakas martil  dengan data sebagai berikut :
  1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin martil.
  2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
  3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya adalah sebagai berikut :
  1. Fixed Cost
Overhead Pabrik :     Rp.  60.000.000,-
Biaya disribusi :          Rp.  65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.  25.000.000,-
Total FC :                  Rp.150.000.000,-                
  1. Variable Cost
Biaya bahan    :          Rp.  70.000.000,-
Biaya tenaga kerja : Rp.  85.000.000,-
Overhead pabrik :    Rp.  20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp.  45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp.  30.000.000,-
Total VC :                    Rp.250.000.000,-
Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit  maupun rupiah.
Penyelesaian :
Kapasitas produksi              100.000 unit
Harga jual per unit             Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-
Rumus bep 3
Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
rumus bep 4
Keterangan : Jadi perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil agar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :
rumus bep 5
Keterangan : Jadi perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- agar terjadi BEP.
Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

2) Pendekatan Grafik

Kemudian rumus BEP yang kedua yaitu pendekatan  grafik  menggambarkan  hubungan  antara  volume  penjualan  dengan  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  perusahaan  serta  laba.  Selain  itu  juga  untuk  mengetahui  biaya  tetap  dan  biaya  variabel  dan  tingkat  kerugian  perusahaan. Asumsi yang  digunakan  dalam  analisis  peulang  pokok  ini  adalah bahwa harga jual, biaya variabel per unit  adalah konstan.
Dari grafik di bawah terlihat bahwa untuk tiap-tiap masing unit penjualan terdapat informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi manajemen dapat melihat jika akan memproduksi sekian unit, akan terlihat seluruh komponen di atas. BEP melalui grafik tampak jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah yang diperoleh.
rumus bep 6
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut.
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break even point dalam rupiah.

Kesimpulan

Demikian rumus BEP yang dapat saya paparkan, masih banyak yang kurang karena jikalau di masukkan semua akan memakan banyak tulisan. Sekian dan semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

  1. Carter, William    2009.  Akuntansi Biaya. Edisi 14. Dialihbahasakan oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat
  2. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. Penerbit EKONISIA, Yogyakarta.
  3. Kuswadi 2005, Akuntansi  Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
  4. Mulyadi 2001, Akuntansi  Manajemen, EdisiKetiga, Salemba Empat, Jakarta.
  5. 1986. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta.
  6. 1990.  Akuntansi  Biaya  dan Analisis Laporan  Keuangan, Andi  Offset.
  7. Hansen 2006, Akuntansi  Manajemen, Buku Kesatu, Salemba Empat, Jakarta.
  8. Kuswadi 2005, Akuntansi  Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
  9. Matzh, Adolph  1997, Akuntansi  Biaya, Jilid Kedua, PT Erlangga, Jakarta.
  10. Milton, F  1996,  Akuntansi  Biaya,  Jilid Kesatu, PT Erlangga, Jakarta.
  11. Hafizh muhamad.2016.http://www.bisnisrumahanpemula.com/rumus-bep/.diakses pada 15 januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANTRAKS

B. anthracis  adalah bakterium pertama yang ditunjukkan dapat menyebabkan penyakit. Hal ini diperlihatkan oleh Robert Koch pada tahun 1877...