Tilik Ternak
eksterior atau tilik ternak adalah
suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk menentukan atau
meramalkan prestasi dari suatu ternak. Sesuai tujuan pemeliharaan sekaligus
untuk menilai tingkat pemurnian bangsa ternak dan merupakan alat bantu
pelaksanaan program seleksi ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik kelompok
ternak.
Untuk melakukan penilaian terhadap
hasil karkas, perlu dipelajari dan diketahui terlebih dahulu tentang pembagian
karkas Sapi. Sebab dengan mengetahui pembagian karkas tersebut, para peternak
ataupun tukang potong akan mampu melakukan penilaian dengan betul.
Untuk menentukan bakalan yang akan
dipilih dalam usaha penggemukan, dapat ditentukan berdasarkan penampilan sapi
dengan melakukan penilaian/scoring. Dimana dengan skor tubuh (1)
terlihat tidak adanya lemak pada pangkal ekor dan iga pendek, sapi dengan
penampilan seperti itu dapat dikatakan terlalu kurus, bermutu rendah dan mungin
sebelumnya pernah sakit. Sapi dengan iga pendek terlihat dan terasa sudah agak
tumpul, pada pangkal ekor terhadap sedikit lemak mendapatkan skor tubuh (2),
dengan mutu yang cukup. Sapi dengan skor tubuh (3), iga pendek sulit untuk
dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk, dan kantong pelir sudah mulai terisi. Sapi
dengan skor tubuh (4), telah mencapai tingkat gemuk sehingga penambahan berat
badan selanjutnya akan menjadi mahal dan tidak menguntungkan
Penilaian ini untuk menentukan
tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan,
kerapatan, serta perlemakannya. Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian
(judging) ternak sapi meliputi ; bagian rusuk, bagian Tranversusprocessuspada
tulang belakang, bagian pangkal ekor, bagian bidang bahu. Penilaian tersebut
dilakukan pada setiap individu ternak sapi yang akan dipilih dengan cara
mengisihkan skor yang sesuai dengan penilaian melalui pengamatan, pandangan dan
perabaan. Dalam hal ini penilaian harus dilakukan sesubjektif mungkin. Untuk
menunjang hasil yang lebih akurat, penilaian tersebut lazimnya dilengkapi lagi
dengan pengukuran bagian-bagian tubuh yaitu tinggi pundak/ gumba, panjang
badan, lingkar dada dan dalam dada
Pendugaan Bobot Badan
Penafsiran
berat badan sangat penting dilakukan oleh para pemilik ternak untuk mengetahui
bobot tubuh ternak. Cara ini merupakan cara lain untuk mengetahui berat badan
ternak selain penimbangan berat badan. Apabila setiap kali harus selalu
dilakukan penimbangan, hal ini dirasa kurang praktis di samping timbangan itu
jumlahnya terbatas.
Rumus
penentuan berat badan sapi berdasar ukuran tubuh bertolak dari anggapan bahwa
tubuh ternak sapi berupa tong. Oleh karena itu, ukuran tubuh yang digunakan
untuk menduga bobot tubuh biasanya adalah panjang badan dan lingkar dada rumus-rumus
yang dapat digunakan untuk menduga bobot badan adalah Rumus yang telah dikenal
adalah rumus Schoorl yang mengemukakan pendugaan bobot ternak sapi
berdasarkan lingkar dada sebagai berikut :
Bobot badan (kg) = (lingkar
dada (cm) + 22)2
100
Selain itu
penafsiran berat badan dapat pula dilakukan dengan pengamatan visual yaitu
memperkirakan berat badan ternak yang diamati. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan DWT (Daily Cow Weighting Tape) yaitu
dengan melingkarkan DWT pada sternum 3-4 dan angka yang ditunjuk pada
pita ukur itu menunjukkan berat badan ternak. Cara penafsiran yang merupakan
cara untuk mengetahui berat badan ternak adalah penimbangan. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan timbangan ternak / neraca. Besar atau kecil,
stationer atau portabel, timbangan merupakan bagian yang sangat diperlukan
dalam tehnik-tehnik pengukuran.
Metode visual adalah suatu metode
yang digunakan untuk menafsir berat badan dengan melihat, mengamati keadaan
sapi dengan baik, kemudian kita menafsir berat sapi tersebut. Metode ini perlu
kejelian dan latihan yang banyak supaya taksirannya hampIr mendekati benar. Dan
juga metode ini banyak dipakai oleh para pedagang hewan
Pengukuran Tubuh Sapi
Pengukuran
ukuran tubuh ternak sapi dipergunakan untuk menduga bobot badan seekor ternak
sapi dan sering kali di pakai juga sebagai parameter teknis penentuan sapi
bibit dan menentukan umur sapi tersebut.
Berdasarkan
ketentuan kontes dan pameran ternak nasional, yang termasuk dalam “statistik
vital” pada ternak sapi meliputi ukuran tinggi gumba, panjang badan, lingkar
dada, lebar dada, dalam dada, lebar punggung, lebar pinggul, panjang pinggul,
panjang kepala, lebar kepala, berat badan, dan umur.
Ukuran
“statistik vital” dari organ tertentu jika dikaitkan dengan umur akan
menggambarkan keharmonisan perkembangan tubuh dan produktivitas (pertumbuhan).
Karena itu, pertumbuhan organ-organ tertentu berkorelasi dengan berat badan. Pengukuran dimensi dimaksudkan pelaksanaan
dengan mengukur dimensi tubuh luar ternak atau ukuran
A. Ukuran
Tinggi :
a)
Tinggi Pundak, tinggi gumba ialah jarak tegak lurus
dari titik tertinggi pundak sampai ketanah atau lantai, alat yang digunakan
adalah tongkat ukur.
b)
Tinggi punggung ialah jarak tegak lurus dari taju duri
ruas tulang punggung atau processus spinosus vertebrae thoracaleyang terakhir
sampai ke tanah . Titik ini mudah didapat dengan menarik garis tegak lurus
tepat diatas pangkal tulang rusuk terakhir.
c)
Tinggi pinggang ialahjarak tegak lurus dari
titik antara tulang lumbar vertebrae 3-4, tepat melalui legok lapar sampai ke
tanah ( lantai ).
d)
Tinggi pinggul ialah jarak tegak lurus dari titik
tertinggi pada os sacrum pertama sampai ke tanah.
e)
Tinggi kemudi, jarak tegak lurus dari os sacrum (
sacrale ), tepat melalui tengah- tengah tulang ilium sampai ke tanah.
f)
Tinggi pangkal ekor ialah jarak tegak lurus dari titik pangkal ekor, sampai ke
tanah.
g) Alat yang
dipakai untuk mengukur tinggi bagian- bagian tubuh diatas adalah tongkat ukur.
B. Ukuran
Panjang :
a. Panjang
kepala jarak dari puncak kepala sampai ujung moncong.
b) Panjang
badan ; diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari siku ( humerus ) sampai
benjolan tulang tapis ( tuber ischii ).
c) Panjang
menyilang badan, jarak yang diukur antara tulang benjolan bahu sampai
tulang duduk disisi lainnya. Diukur dengan memakai pita ukur.
d) Panjang
kemudi; panjang kelangkang; panjang pelvis, jarak antara tuber coxae dan tuber
ischii pada sisi sama.
e) Panjang
telinga, jarak antara ujung telinga sampai pangkal telinga bagian dalam. Dapat
diukur dengan penggaris atau pita ukur.
f) Panjang
tanduk, diukur dengan pita ukur. Jarak antara ujung tanduk sampai kedasar
tanduk.
Selain yang telah disebutkan alat-
alatnya, dapat juga digunakan tongkat ukur, jangka sorong atau caliper
C. Ukuran
Lebar :
a) Lebar dada,
jarak terbesar pada yang diukur tepat dibelakang antara kedua benjolan siku
luar, yaitu tepat pada tempat mengukur lingkar dada.
b) Lebar
pinggang, jarak diukur antara taju horizontal yaitu pada tulang lumbale 3-4.
c) Lebar
pinggul, jarak antara tuber coxae pada sisi kiri dan kanan.
d) Lebar
kemudi, jarak terlebar antara sisi luar kiri dan kanan tulnag pelbis atau os
illium melalui os sacrum 3-4.
e) Lebar
pantat, lebar tulang tapis atau lebar tulang duduk, jarak antara kedua benjolan
tuber ischii kiri dan kanan.
f) Lebar kepala,
jarak terbesar antara kedua lengkungan tulang mata sebelah atas luar kiri dan
kanan.
D. Ukuran
Dalam :
Dalam dada. Jarak titik tertinggi
pundak ( gumba ) sampai tulang dada dan diukur melalui serta merta dibelakang
siku.
E. Ukuran
Lingkar :
a) Lingkar dada.
Lingkaran yang diukur pada dada serta merta atau persis dibelakang siku, tegak
lurus dengan sumbu tubuh.
b) Lingkar
perut . lingkaran yang diukur di daerah perut.yang memliki lingkaran besar,
melalui serta merta di belakang tulang rusuk terakhir dan tegak lurus dengan
sumbu tubuh.
c) Lingkar
flank. Lingkaran yang diukur di daerah flank, melalui tuber coxae serta merta
depan ambing atau skrotum.
d) Lingkar
pantat, lingkar round. Lingkaran yang diukur pada pantat, dari tulang
patella kiri sampai tulang patella kanan, kearah belakang serta membentuk
penampang sejajar dengan lantai.
e) Lingkar
tulang pipa. Lingkaran yang diukur ditengah- tengah tulang pipa, yaitu pada
bagian yang terkecil dan terbulat.
f) Lingkar
skrotum. Lingkaran yang diukur pada bagian terbesar skrotum; terlebih dulu
skrotum telah ditarik kearah bawah sehingga terdapat kedua testesnya.
g) Lingkar
tubuh.
h) Lingkar
mulut, lingkar moncong. Lingkaran yang diukur tepat pada akhir sudut bibir,
ialah pada batas antara kepala dan moncong.
KEADAAN GIGI
Pertumbuhan gigi seri seekor ternak dapat
digunakan untuk pendugaan umur ternak. pendugaan
umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur 1-6 tahun.
umur berdasarkan gigi seri dapat digunakan pada ternak umur 1-6 tahun.
1.
Gigi susu penuh, belum
ditemukan gigi seri permanen = dibawah 2 tahun
2.
2 gigi seri permanen = 2
tahun 3 bulan
3.
4 gigi seri permanen = 3
tahun
4.
6 gigi seri permanen = 3
tahun 6 bulan
5.
8 gigi seri permanen = 4
tahun
6.
Gigi seri permanen tampak
aus = sapi tua, lebih dari 4 tahun